Scorpio dalam bahasa Jawa Kalajengking.
Kala = bahaya / raksasa, jengking = nungging.
Batara Kala adalah putra batara Manikmaya.
Lahir dari kemarahan batara Manikmaya dan ketidak pedulian dewi Umayi / Parwati.
Batara Kala menghuni kahyangan Setra Gandamayit bersama ibunya dewi Umayi yang berubah wujud raksasa perempuan.
Sudah menjadi keistimewaan dewa bisa berbeda wujud dalam lebih dari satu tempat pada waktu yang sama.
Keistimewaan seperti ini tidak dimiliki oleh jasmani manusia.
Untuk menterjemahkan keistimewaan dewa ke dalam bahasa jasmani manusia perlu metode yang tepat agar tak tersesat jalan.
Kekeliruan pemahaman beresiko fatal di alam baka kelak.
Batara Kala suka menjelma menjadi makhluk makhluk yang memiliki kemampuan berbahaya untuk menjalankan tugasnnya.
Batara Kala adalah dewa, tugasnya seperti dewa yang lain yakni membantu dewa Trimurti mengelola alam semesta.
Batara Kala berbeda dengan bangsa raksasa yang suka membuat kerusakan melalui pekerti manusia.
Batara Kala menebar marabahaya bagi siapapun yang melanggar aturan aturan dewa / alam.
Misalnya jika manusia suka menggunduli hutan atau alih fungsi hutan, maka banjir dan tanah longsor akan melanda. Kalau raksasa, ia masuk ke pikiran manusia dan merubah pola pikir yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Kerusakan alam yang dibuat oleh manusia itu perbuatan raksasa.
Banjir yang datang akibat kerusakan alam itu perbuatan batara Kala.
Kalajengking yang sedang melaksanakan tugas dari batara Kala, menjumpai seorang kesatria sakti dari kerajaan Glagah Pengalangalang, raden Agyat Madaya.
Raden Agyat Madaya yang sedang merusak pagarayu, bertempur dasyat dengan Kalajengking utusan batara Kala.
Agyat Madaya tersengat racun ampuh Kalajengking dan tewas.
Kalajengking terbawa oleh panah sakti Glagah Pengalangalang kyai Sasrabirawa ke angkasa.
Batara Kala menghentikan panah tersebut dan merubahnya menjadi cahaya membentuk rasi Kalajengking sakti ( Scorpio ) sebagai penghormatan akan abdinya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar