Selasa, 14 Juli 2020

ASAL USUL NYAI RORO KIDUL

Dari sudut pandang metafisika pewayangan, garis garis keturunan Dewa dan Jin terpapar dengan jelas.
Tugas dewa air juga terpapar dengan jelas.
Menurut pembaca siapakah Hyang Baruna ?
Dewa air atau dewa lautan ?
Mari kita lihat sama sama. 
Silsilah dewa kita potong dari dewa Trimurti.
Dewa Brahma atau dalam pewayangan dikenal dengan Tejamaya, dewa Wisnu atau Ismaya, dewa Syiwa atau Manikmaya.
Harap jangan disamakan Tejamaya dengan Togog atau Wisnu dengan Semar.
Togog dan Semar walaupun penjelmaan dewa tapi itu berwujud manusia.
Sesuai hukum alam, jasmani Semar dan Togog adalah jasmani manusia.
Jasmani Togog dan Semar sama seperti jasmani manusia pada umumnya.
Butuh makan, minum, tidur, tumbuh, berkembang biak, sekresi, eksekresi, terbatas ruang dan waktu.
Sedangkan Tejamaya dan Ismaya adalah dewa senior yang menurunkan banyak  dewa dewa lagi.
Tejamaya dan Ismaya sama seperti dewa lain, hampir hampir tak terbatas ruang dan waktu.
Ketika menjelma jadi manusia Tejamaya dan Ismaya, tetap sebagai dewa.
Kahyangan Sabranglor dan Kahyangan Jamurdwipa tetap tak bergeming.
Sesuai hukum alam dan metafisika manusia penjelmaan Tejamaya didalam hatinya bersemayam kahyangan Sabranglor dan semua dewa keturunannya.
Demikian juga manusia jelmaan Ismaya, dihatinya bersemayam kahyangan Jamurdwipa dan semua dewa anak turunnya.
Artinya kahyangan Sabranglor selain ada dilangit Eropa juga ada dihati Togog.
Kahyangan Jamurdwipa selain ada dipuncak Merapi juga ada dihati Semar.
Itulah keistimewaan dewa.
Dapat menjelma jadi apa saja dalam waktu yang sama.
Makanya kita disuruh saling menghormati makhluk lain karena siapa tahu itu dewa / malaikat yang sedang menjelma.
Kembali kepada Hyang Baruna.
Sesuai kelahiran dewa Trimurti dari Sanghyang Tunggal.
Tejamaya bertugas sebagai wadah karena dari cangkang telur.
Ismaya bertugas sebagai perantara ( isi maya ) wadah dengan isi nyata. 
Manikmaya bertugas sebagai isi inti ( isi nyata ).
Air adalah H2O, dimana ada air disitu ada wadah dan isi ( penghuni ) air.
Di dalam air dengan wadah daratan yang isinya bermacam macam zat lain, sudah bisa dilihat bahwa air dibawah wilayah kekuasaan dewa Ismaya.
Kesimpulannya Hyang Baruna dewa lautan adalah cucu dewa Ismaya.
Sedang dewa Tirta / Air adalah anak dewa Ismaya.
Isi lautan menjadi wilayah dewa keturunan Manikmaya.
Disini rumitnya keterbatasan manusia memahami dewa.
Hyang Baruna dewa lautan bukan ikan, walau ia bisa menjelma jadi ikan.
Jika ia menjelma ikan maka ia masuk sebagian menjadi anak dari dewa Manikmaya dan Tejamaya.
Di dalam ikan itu ada air laut, daging dan kulit.
Artinya dewa Trimurti juga ada di dalam ikan secara keseluruhan.
Sangat rumit sekali jika mengandalkan wujud fisik untuk mengenal dewa.
Untuk menghindari kerumitan yang lebih mendalam, silsilah jin tak dibahas disini.
Bagaimanapun juga kita butuh jalan metafisik yang benar untuk sampai pada tujuan yang dimaksud.
Lautan itu satu, tapi batas fisik ada banyak.
Ada lautan Pasific, Atlantic, Artic, Hindia, China Selatan dll.
Pada batasan laut tersebut, sudah tentu itu wilayah anak dari Hyang Baruna.
Lautan Pasifik wilayah dewi Nawang Sari ( Urang Sari ), Atlantic dewi Nawang Sasi ( Urang Sasi ), Artic dewi Nawang Rita ( Urang Rita ), Hindia dewi Nawang Wulan ( Urang Wulan ), China Selatan dewi Nawang Ayu ( Urang Ayu ) dll.
Dari silsilah kedewataan Samudra Hindia adalah kekuasaan Dewi Nawang Wulan.
Meskpun nama nama lautan itu pemberian manusia, tapi ide pemberian nama pada pikiran manusia itu  bisa perbuatan dewa atau jin.
Jika itu perbuatan dewa maka penguasa Samudra Hinda adalah dewi Nawang Wulan.
Tapi jika itu perbuatan jin maka penguasa Samudra Hindia adalah jin ratu samudra hindia.
Jadi tergantung dari manusianya menggunakan kacamata jin atau dewa.
Dewi dan jin sama sama punya kemampuan berganti nama dan wujud.
Dewi Nawang Wulan bisa mengaku Nyai Roro Kidul, ratu jin Samudra Hindia juga bisa mengaku Nyai Roro Kidul.
Cara kerja dewa / dewi yaitu searah dan berdasar dengan hukum hukum alam, sedangkan cara kerja jin bertentangan dengan cara kerja dewa / dewi.
Bagaimana menurut anda ?








Tidak ada komentar:

Posting Komentar