Kamis, 04 Juni 2020

SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT

Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu atau Driya.
Menurut arti kata :
Sastra : Kalimat atau kata kata baik tulisan atau lisan.
Jendra : Jajar Indra atau terdeteksi / terejawantah oleh indra.
Hayuningrat : Kecantikan pemimpin tinggi.
Pangruwat : Perubah.
Diyu / Driya : Diri.
Dari arti kata dapat disimpulkan sendiri apa makna yang terkandung didalamnya.
Khusus bagi para pencari jati diri :
Sastra yang dimaksud bukanlah tulisan yang ada dibuku kitab atau yang dibacakan oleh mulut.
Sastra yang dimaksud adalah sebuah tingkatan batin tingkat tinggi yang sudah mampu merubah watak batin diri maupun watak batin orang lain.
Bukan main tingginya ilmu ini.
Tingkatan batin yang mampu merubah watak batin ?
Bagaimana cara menggapainya ?
Para pencari jatidiri tentu sudah paham akan laku laku yang harus ditempuh dan hasil maksimal yang tercapai.
Hasil yang maksimal para pencari jatidiri adalah nol atau kosong.
Apakah berarti sastra jendra hayuningrat adalah kekuatan yang mampu mengkosongkan diri bagi para pencapainya ?
Kalau iya, maka kekuatan sastra jendra hayuningrat setara dengan tak terhingga atau ia berada di alam keTuhanan.
Sesuai rumus apa saja bagi tak hingga adalah nol ( a : ~ = 0 ).
Perjalanan atau merubah batin dari ada ke tiada bukanlah hal yang mudah.
Meskipun banyak cara telah diriset tapi hasil maksimal masih dipertanyakan.
Darimana mengetahui bahwa diri telah tiada ?
Cara alami yang pasti ditempuh adalah bertemu Tuhan.
Tapi cara pasti ini bukanlah satu satunya cara untuk mengenolkan diri.
Bagi mereka yang tak pernah mempelajari atau introspeksi diri dengan benar, sudah tentu hasilnya akan bermacam macam karena belum nol.
Ada satria yang berubah jadi raksasa, ada raksasa yang berubah jadi satria, ada manusia yang berubah jadi hewan dan macam macam perubahan yang tak berhingga banyak.
Menurut hukum Newton, tentang aksi reaksi ( a - a = 0 ) akan berarti a = aksi dan -a =  reaksi /aksi berlawanan arah.
Disini proses pengenolan diri adalah menuai apa yang telah ditabur.
Dalam bahasa wayang disebut karma atau ngundhuh wohing panggawe.
Ada lagi cara pertemuan dengan batin seorang yang telah nol.
Bahasa ilmiahnya ( a x 0 = 0 ).
Ini mungkin cara termudah untuk dilakukan.
Dengan batin diri dimasuki oleh batin seorang yang sudah nol maka batin kita akan ikut jadi nol tanpa kita pernah tahu.
Inilah mengapa Sri Krisna bereinkarnasi berkali kali turun ke dunia untuk membawa batin para umat kedalam keenolan diri.
Alasan utamanya adalah tiada seorangpun di dunia yang sanggup merubah batin diri.
Bahkan seorang nabipun punya Guru yang telah mengenolkan batin dirinya.
Sedangkan seorang yang batin diri telah bertemu dengan orang yang punya batin diri nol, wajib hukumnya untuk bertemu dengan batin batin yang belum nol.
Dengan kata lain seorang yang telah bertemu Sri Krisna, berkewajiban untuk mangajak batin batin lain untuk bertemu Sri Krisna.
Terlepas yang diajak mau atau tidak, yang penting kewajiban mengajak sudah dilaksanakan.
Semoga bermanfaat...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar