Menurut arti kata, gineng dari kata giri meneng yang artinya gunung diam.
Soka = prihatin, wedha = ilmu atau aturan.
Kira kira bermakna diamnya gunung sedang prihatin menuntut ilmu.
Saat resi Gotama menggunakan aji gineng soka weda maka berat tubuhnya menjadi seberat gunung, kerasnya sekeras gunung.
Bila bergerak dan menimpa musuh, musuhnya akan lumat dan binasa.
Aji ini diwariskan pula kepada Anjani, Gowarsa dan Gowarsi.
Setelah kisah cupu manik astagina.
Gowarsa menjadi Sugriwa, Gowarsi menjadi Subali.
Dari Anjani diwariskan kepada Anoman.
Dari Subali diwariskan kepada Rahwana dan Jaya Anggada.
Dari Rahwana ajian ini diberikan kepada siapa saja yang mau tunduk padanya.
Banyak kesatria tunduk dan berguru pada Rahwana.
Tak heran banyak satria menguasai ajian ini walau berwatak durangkara.
Dursala ( putra Dursasana dengan Sartini ) berniat menuntut ilmu agar nanti meraih kemenangan saat perang baratayuda.
Bertapalah ia digrojogan sewu lereng gunung lawu.
Pada hari ketigapuluh sembilan dalam pertapaannya, datanglah roh Rahwana memberikan ajian gineng soka weda.
Mantra : "Sun matak ajiku gineng soka weda, ingsun manjing sak jeroning gunung lawu.
Gunung lumebet aneng angganingsun.
Gunung lawu lan ingsun tanpa beda.
Ingsun obah sira obah ingsun meneng sira meneng.
Datan ginggang yen durung isun bali menyang garbaningsun".
Pantangan : Tak boleh digunakan saat datangnya wuku.
Tak boleh bicara saat aji digunakan.
Pada hari keempat puluh ia sudah perbolehkan mengakhiri tapanya oleh roh Rahwana.
Dursala jarang atau hampir tak pernah menggunakan ajian ini.
Ia bertekad bikin surprise dalam perang besar baratayuda...
Gambar diambil dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar