Selasa, 07 Juli 2020

ASAL USUL KEJADIAN DEWA

Saat Adam diciptakan, fisik berasal dari tanah, metafisik berasal dari sesuatu yang ditiupkan ke dada Adam.
Sesuatu itu sebelum ditiupkan ke Adam dulunya menjadi satu bersama Tuhan.
Setelah Tuhan memisahkan sesuatu itu dariNya tinggal di jiwa Adam, kelak sesuatu itu yang akan kembali kepadaNya.
Sesuatu yang ditiupkan itu terbagi menjadi beberapa bagian.
Sebagian metafisik berkilauan menjadi makhluk halus berkemampuan tinggi bernama Dewa / Batara / Malaikat.
Dewa pertama bernama Hyang Adam.
Hyang Adam menurunkan segala dewa yang ada.
Sebagian metafisik penuntun menjadi Roh Rahasia bernama petugas Tuhan.
Petugas Tuhan pertama bernama Nabi Adam.
Nabi Adamlah yang menurunkan semua Nabi.
Sebagian metafisik membara menjadi roh panas bernama jin, setan dan iblis.
Jin pertama bernama jin Adam.
Jin ini yang menjadi induk segala jin dan iblis seperti Ajazil, Ifrit, Mahesasura, Sarpasura, Tarkasura, Gajahsura, Turanggasura dan lain lain.
Bagian bagian lain metafisik menjadi Bapa, Putra, roh Kudus, nafsu dan lain lain.
Fisiknya bernama badan manusia.
Badan manusia pertama bernama badan Adam.
Adam ini yang menurunkan semua manusia di bumi.
Kembali ke sesuatu yang bernama Hyang Adam dewa pertama.
Hyang Adam memecah diri menjadi dua bagian.
Yang satu tetap bernama Hyang Adam, yang satu ia beri nama batari Hawa.
Hyang Adam dan batari Hawa berputra hyang Jar.
Hyang Sis memecah diri jadi dua bagian.
Bagian pertama tetap bernama Jar.
Bagian kedua bernama dewi Jiri.
Hyang Adam manunggal bersama Hyang Jar.
Batari Hawa manunggal bersama Dewi Jiri.
Begitu seterusnya sampai hyang Tunggal dan dewi Ikawati.
Hyang Tunggal berputra sebutir telur bercahaya.
Telur itu menetas menjadi tiga putra.
Ini yang disebut dewa Trimurti.
Meskipun ada tiga tapi sejatinya satu.
Dewa tunggal tidak lagi menunggal pada putranya.
Tapi putranya manunggal bersama tugas tugasnya.
Sikap dan sifat dewa yang lurus, konsisten dan setia, tak seharusnya disamakan dengan manusia yang labil.
Dewa tak mengenal poligami atau poliandri atau perselingkuhan.
Dewa yang berpasangan, monogami selama hidupnya.
Dewa yang soliter juga single selama hidupnya.

Dewa sangat sulit dibedakan dengan jin / iblis.
Dilevel kesaktian yang sama, yang membedakan cuma sikap dan sifat.
Sikap dan sifat jin mengalir dari kesaktian yang lebih tinggi ke yang lebih rendah.
Sedangkan sikap dan sifat dewa menyatu dengan hukum hukum absolut termasuk hukum alam.
Dari sini sudah tampak bahwa dewa dewa yang berpoligami atau selingkuh itu bertentangan dengan hukum dewa.
Bisa saja itu bukan dewa, melainkan jin jin yang sedang berupaya mengelabuhi manusia.
Sifat manusia yang labil menjadi kelemahan manusia dalam memahami dewa.
Sekaligus menjadi keuntungan bagi jin / iblis untuk memperdaya manusia.

Mengapa para iblis / setan berusaha memperdaya manusia ?
Sesuatu yang ditiupkan Tuhan ke Adam itu sudah ada sebelum badan Adam ( Manusia ).
Sesuatu itu hidup bahagia bersama / menyatu dalam Tuhan.
Adanya badan Adam membuat mereka ditiupkan ke Adam bersama sesuatu itu.
Di dalam Adam mereka harusnya menurut pada Adam.
Tapi....
Kesaktian dan kemampuan mereka tetap ada, sehingga tak mungkin Adam yang lemah bisa menguasai mereka.
Mereka hanya mau tunduk pada kesaktian yang lebih tinggi.
Kepada dewa yang lebih sakti dari mereka, sudah tentu mereka tunduk.
Kepada Roh Rahasia Adam ( Nabi ) mereka juga tunduk, karena Roh Rahasia sangat dekat dengan Tuhan Maha Sakti.
Dewa yang lebih rendah kesaktiannya otomatis mereka tak mau tunduk.
Untuk menundukkan mereka, Adam harus bisa menggunakan Roh RahasiaNya atau meminta bantuan dewa yang lebih sakti.

Semoga dewa yang kita kenal adalah benar benar dewa yang memberi penerang bagi roh roh yang sedang mencari jalan pulang....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar