Selasa, 16 Juni 2020

NEPTU DALAM PEWAYANGAN

Nama adalah tanda yang diberikan manusia kepada manusia.
Sebuah tanda tentu memiliki arti dan misteri.
Nama juga diberikan manusia kepada hewan, tumbuhan dan benda.
Dalam adat Jawa, ada ilmu perbintangan nama.
Ada perbintangan nama yang berdasar bintang nabi.
Ada perbintangan nama berdasar primbon.
Ada perbintangan nama berdasar kelahiran menurut hari dan pasaran.
Itu semua sudah ada buku pedoman masing masing.
Kali ini kita mengupas nama berdasar pewayangan. 
Pedoman dengan aksara jawa.
Ha neptu 1
Na neptu 2
Ca neptu 3
Ra neptu 4
Ka neptu 5
Da neptu 1
Ta neptu 2
Sa neptu 3
Wa neptu 4
La neptu 5
Pa neptu 1
Dha neptu 2
Ja neptu 3
Ya neptu 4
Nya neptu 5
Ma neptu 1
Ga neptu 2
Ba neptu 3
Tha neptu 4
Nga neptu 5
Untuk apa neptu diciptakan ?
Neptu diciptakan untuk memproyeksikan huruf kedalam bentuk angka.
Angka angka dalam wayang :
Eka = 1 = bumi.
Dwi = 2 = sawah.
Tri = 3 = gunung.
Catur = 4 = samudra.
Panca = 5 = taru.
Sad = 6 = pangonan.
Sapta = 7 = pendhita.
Hasta = 8 tawang.
Nawa = 9 = dewa.
Dasa = 10 = ratu.
Nama Wijaya = wa + ja + ya = 4+3+4 = 11
Karena angka 11 dalam neptu wayang hanya sampai sepuluh, maka setelah 10 dimulai lagi dari 1.
Artinya nama Wijaya jatuh pada angka 1 neptu wayang berarti bumi.
Wayang adalah gambaran pekerti manusia, nama wijaya pekertinya cocok digambarkan dengan bumi.
Di dalam neptu wayang ternyata nama nama digambarkan dalam kebaikan.
Dari bumi hingga ratu, digambarkan bukan dengan sifat tapi mendekati doa dan harapan.
Kita tak disarankan meramal sifat dan nasib, tapi dianjurkan supaya berdoa dan berharap yang baik baik...

Kamis, 14 Mei 2020

ASAL USUL HARI

Setiap pujangga akan menggunakan bahasa daerah masing masing dalam berkarya.
Pujangga tanah jawa, akan menggunakan bahasa jawa.
Pujangga bali menggunakan bahasa bali.
Pujangga india menggunakan bahasa india.
Semakin sakti pujangga semakin jauh daya jelajahnya.
Murid dan pengikutnya semakin banyak.
Para pujangga eropa yang pandai perbintangan melahirkan perhitungan perhitungan waktu berdasar peredaran bintang dilangit.
Ada pula yang menggunakan peredaran bulan.
Setelah diketemukan teori tentang peredaran bumi terhadap matahari.
Perhitungan waktu mulai bergeser dari perbintangan ke perputaran bumi terhadap matahari.
Dari perhitungan ini diketahui jumlah hari pertahun ada 365,25 hari.
Di belahan bumi lain ada yang menggunakan peredaran bulan terhadap bumi.
Dari perhitungan ini ditemukan bahwa setahun ada 354,36 hari.
Namun perhitungan ini tidak singkron dengan peredaran bintang dilangit.
Yang singkron menjadi milik perhitungan tahun perputaran bumi terhadap matahari.
Karena itu banyak pujangga yang berusaha menyingkronkan antara tahun matahari dan tahun bulan.
Pujangga dari daratan china berhasil menyingkronkan dalam kalender china.
Sedangkan pujangga pujangga dari benua lain tetap menggunakan penghitungan sesuai selera masing masing.
Ada yang bertahan menggunakan tahun matahari, ada yang tetap menggunakan tahun bulan.
Semua sah sah saja tiada yang salah tentang itu.
Darimana asal hari yang berjumlah tujuh dalam seminggu ?
Kenapa para penganut tahun matahari dan tahun bulan sama sama menggunakan tujuh hari dalam seminggu ?
Pujangga tanah jawa / bali juga ada yang menggunakan tujuh hari perminggu.
Raditya = Ahad, Minggu = Sunday
Soma = Senin = Monday
Anggara = Selasa = Tuesday
Buda = Rabu = Wednesday
Wrespati = Kamis = Thursday
Sukra = Jum'at = Friday
Saniscara = Sabtu = Saturday
Dari nama nama yang digunakan menjelaskan bahwa pengaruh bahasa dan penghitungan arab sangat besar.
Sedangkan jumlah tujuh hari bukan pengaruh dari mana mana.
Tujuh hari adalah tujuh dimensi / langit / tataran / sapta arga / alam yang terbentang bahkan sebelum Adam dilahirkan.
Lepas dari bahasa manapun.
Tidak di timur, tidak di barat.
Tak di atas tak di bawah...

Jumat, 08 Juni 2018

Pranata Mangsa Sebagai Tahun Jawa Asli


Tahun Jawa memiliki 12 bulan, 30 nama pekan dan 5 hari dalam sepekan.
Bulan Kasa, bulan pertama pada kalender musim Jawa. Ada 41 hari (21 Juni - 1 Agustus) dimana rasi bintang Sapi Gumarang  mengembang di angkasa tepat di atas kepala. Rasi bintang ini merupakan asli ilmu perbintangan penduduk P Jawa di masa lampau. Masa dimana kebudayaan asing belum mempengaruhinya. Candra : Sotya murca saking embanan ( anak hilang dari gendongan ).

Bulan Karo (kedua), ada 23 hari (2 Agustus - 24 Agustus). Bulan ini mengikuti rasi bintang Tagih mengembang di angkasa tepat di atas kepala. Candra : Bantala Rengka ( Bumi Terbelah ).

Bulan Katelu (ketiga), ada 24 hari (25 Agustus - 17 September) mengikuti rasi bintang Lumbung.
Candra : Suta Manut Ing Bapa (anak menurut ayah).

Bulan Kapat (keempat),ada 26 hari (18 September - 12 Oktober ) mengikuti rasi bintang Jaran Dhawuk. Candra : Waspa Kumembeng Jroning Kalbu (Air mata berlinang dalam batin).

Rabu, 06 Juni 2018

Opini Lain Tentang Asal Usul Penanggalan Jawa Kuno

Sepenggal kisah penanggalan Jawa kuno versi blog Gankkoplak memiliki sudut pandang lain daripada yang lain. Hari hari bernama : Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage ( pasar ). Artinya dalam satu minggu ada 5 hari. Minggu dalam kalender ini disebut wuku. Wuku di sini bukan 7 hari tapi 5 hari. Wukunya ada 30 nama. Sinta, Landep, Wukir, Kurantil, Tolu, Gumbreg, Warigalit, Warigagung, Julungwangi, Sungsang, Galungan, Kuningan, Langkir, Mandasiya, Julungpujut, Pahang, Kuruwelut, Marakeh, Tambir, Medangkungan, Maktal, Wuye, Manahil, Prangbakat, Bala, Wugu, Wayang, Kulawu, Dukut dan Watugunung. Dalam setahun ada 12 bulan berdasar peredaran bintang sehingga jumlah hari sama persis dengan tahun masehi. Bulan pertama Kasa ( seiring munculnya rasi Cancer dan Leo ). Kedua Karo seiring dengan sedikit Leo dan Virgo ). Katelu : Virgo, Kapat : Libra, Kalima : Scorpio, dan seterusnya hingga bulan ke 12 yang bernama Sadha yang bersamaan dengan munculnya rasi Gemini. Meskipun begitu bukan rasi rasi itu yang digunakan sebagai pertanda, tapi rasi rasi lain seperti bintang wulanjar ngirim, gubuk penceng, bintang luku, bintang pari, jadi, sur dan lain lain.

Sejarah Penghitungan Neptu


Neptu dan pasaran adalah watak dan hari dalam kalender Jawa.
Pasaran pahing, pon, wage, kliwon, legi sebenarnya nama hari asli kalender Jawa, sebelum kemasukan budaya Arab Ahad (minggu), Isnaini (senin), Tsalatsa (selasa), Arba'a (rabu), Komsa (kamis), Juma'at (jumat), Saba'at (sabtu). Neptu Jawa pada jaman dahulu dihitung dari huruf Jawa ha na ca ra ka, da ta sa wa la dan seterusnya. Misalnya wage terdiri dari huruf wa dan ga, wa = 4 dan ga = 2, maka neptunya (4+2)-1=5. Tapi perhitungan ini telah berubah sejak masuknya huruf hija'iyah dan ilmu perbintangan dari Timur Tengah.
Hingga saat ini perhitungan neptu ikut perhitungan keraton Mataram.
Kliwon = 8, Legi = 5, Pahing = 9, Pon = 7, Wage = 4.
Adapun sumber penghitungan neptu dari kraton Mataram, tak bisa kami sebutkan di sini...