Rabu, 06 Juni 2018

Opini Lain Tentang Asal Usul Penanggalan Jawa Kuno

Sepenggal kisah penanggalan Jawa kuno versi blog Gankkoplak memiliki sudut pandang lain daripada yang lain. Hari hari bernama : Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage ( pasar ). Artinya dalam satu minggu ada 5 hari. Minggu dalam kalender ini disebut wuku. Wuku di sini bukan 7 hari tapi 5 hari. Wukunya ada 30 nama. Sinta, Landep, Wukir, Kurantil, Tolu, Gumbreg, Warigalit, Warigagung, Julungwangi, Sungsang, Galungan, Kuningan, Langkir, Mandasiya, Julungpujut, Pahang, Kuruwelut, Marakeh, Tambir, Medangkungan, Maktal, Wuye, Manahil, Prangbakat, Bala, Wugu, Wayang, Kulawu, Dukut dan Watugunung. Dalam setahun ada 12 bulan berdasar peredaran bintang sehingga jumlah hari sama persis dengan tahun masehi. Bulan pertama Kasa ( seiring munculnya rasi Cancer dan Leo ). Kedua Karo seiring dengan sedikit Leo dan Virgo ). Katelu : Virgo, Kapat : Libra, Kalima : Scorpio, dan seterusnya hingga bulan ke 12 yang bernama Sadha yang bersamaan dengan munculnya rasi Gemini. Meskipun begitu bukan rasi rasi itu yang digunakan sebagai pertanda, tapi rasi rasi lain seperti bintang wulanjar ngirim, gubuk penceng, bintang luku, bintang pari, jadi, sur dan lain lain.

Penanggalan Jawa Kuno, sudah ada sejak kisah Jin suruhan Nabi Sulaiman berperang tanding melawan Sang Hyang Wenang. Setelah memenangkan perang Sang Hyang Wenang memberi wejangan kepada Sang Hyang Tunggal tentang perputaran waktu, cahaya dan perpaduan antara cahaya dan bukan cahaya serta cahaya diatas cahaya. Dari sinilah cikal bakal kalender Jawa Kuno menurut sudut pandang ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar