Sabtu, 23 Mei 2020

WAHYU CAKRANINGRAT

Wahyu cakraningrat menceritakan sebuah wahyu kepemimpinan yang diturunkan oleh pemilik wahyu kepada seseorang yang memenuhi syarat menurut pemilik wahyu.
Siapa pemilik wahyu ?
Pemilik wahyu adalah pembuat dan pemegang sejati segala wahyu yang ada. 
Wahyu tersusun rapi menghuni alam metafisik menjadi makhluk tingkat tinggi disisi sang Pencipta.
Kemanapun sang Pencipta berada disitu pula wahyu itu ada.
Bagi para pencari wahyu, jangan mencari wahyu ditempat lain selain disisi sang Pencipta sebagai pemilik segala wahyu.
Para pencari wahyu harus naik dan sowan di hadirat sang pemilik wahyu.
Memohon wahyu apa yang sesuai untuknya.
Menurut arti kata, cakra = siklus, ningrat = jabatan tinggi.
Cakraningrat = siklus jabatan tinggi.
Dapat ditafsirkan sendiri makna cakraningrat menurut arti kata.
Yaitu sebuah siklus para petinggi dari waktu ke waktu.
Apakah semua pemimpin kedunungan wahyu cakraningrat ?
Mari kita telusuri bersama.
Dikisahkan Rahwana adalah pemuda ambisius yang menginginkan kesaktian tinggi tak terkalahkan.
Perjalan batin yang ditempuhnya juga tidak main main.
Ia mampu sowan ke dewa Syiwa/Betara Guru.
Dari sana ia memdapatkan banyak ilmu kesaktian dan beberapa bidadari.
Dari prabu Danaraja ia mendapat ilmu rawa rontek.
Dari resi Subali ia mendapat ilmu pancasona.
Dari begawan Wisrawa ia mendapat aji dasamuka dan lain lain.
Menjelmalah Rahwana menjadi orang sakti tak bisa mati.
Jelaslah sudah bahwa Rahwana mampu masuk ke alam metafisik dewa.
Penelusuran kita lanjutkan ke "wahyu".
Wahyu disisi sang Pencipta artinya wahyu memiliki dimensi setara dengan sang Pencipta.
Rahwana yang tak bisa dibunuh ternyata dapat diikat oleh "cakra"baswara milik prabu Arjuna sasrabahu. 
Rahwana terbelenggu tak bisa apa apa kecuali memohon ampunan pada Arjuna Sasrabahu.
Dari penelusuran ini dapat kita ketahui bahwa dimensi Rahwana tidak sampai ke dimensi "cakra".
Artinya tidak semua pemimpin kedunungan "wahyu" cakraningrat.
Tapi semua pemimpin ketiban "sampur" kepemimpinan.
Boleh saja dinamai "sampur" kalaningrat.
Sampur kalaningrat ini disandang oleh semua pemimpin.
Sedangkan "wahyu" cakraningrat hanya didapat oleh seorang doang.
Dari sekian banyak raja dan ratu bertabiat baik didunia, wahyu cakraningrat hanya diperuntukkan seorang saja.
Pemimpin yang baik akan ikut pemimpin yang kedunungan wahyu cakraningrat.
Perang batin besar didalam dadanya antara sampur kalaningrat melawan wahyu cakraningrat dimenangkan oleh wahyu cakraningrat.
Dari penelusuran diatas juga menggambarkan metafisik betara Guru ternyata bukan metafisik Sang Pencipta.
Betara Guru masih ciptaan Sang Pencipta.
Sampur kalaningrat juga turun kepada Duryudana.
Melalui perang besar baratayuda, akhirnya sampur kalaningrat dapat dikalahkan oleh wahyu cakraningrat.
Prabu Duryudana digantikan oleh Parikesit sebagai raja Hastinapura dikemudian hari...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar