Rabu, 13 Mei 2020

LAHIRNYA TOGOG, SEMAR DAN GURU

Sang hyang tunggal turun ke jagad.
Di sana hyang Tunggal  menyadari tentang tiga hal yang tak terpisahkan.
Yaitu jagad tempat dia berada, terdiri dari tiga bagian, bisa tiga masa atau tiga jagad atau tiga alam.
Tiga bagian ini di dunia pewayangan disebut triloka atau trimurti.
Dunia makhluk hidup, kerajaan animalia mengenal jantan dan betina.
Di dunia roh tak mengenal jantan dan betina.
Istilah dewa dewi, betara betari, pria wanita hanyalah terjemahan rohani dalam bentuk jasmani.
Dunia jasmani sudah banyak ilmu ilmu yang diajarkan di kampus maupun sekolah tentang makhluk hidup.
Di dunia rohani, di sini adalah salah satu tempat untuk memulai belajar.
Kembali ke alam roh.
Sang Hyang Tunggal yang menyadari adanya Triloka, menterjemahkan bahasa penyebutan menjadi : prasejarah (loka pertama), sejarah (loka kedua) dan pasca sejarah (loka ketiga).
Prasejarah terlahir sebagai bungkus terluar dari triloka.
Ia terdeteksi lebih dulu dari dua hal lain.
Bahasa wayang disebut Togog / Tejamaya / Brahma.
Karena bahasa rohani tak bisa digapai oleh indra, maka diperlukan bahasa penghubung antara rohani dan indra agar tak salah langkah.
Togog bertugas penghubung antara dunia loka pertama dengan indra ( pendengar, penglihat, perasa, pencium dan lain lain ).
Bisa dikatakan Togog adalah pencipta dari segala yang kasat indra.

Loka kedua adalah bagian kedua dari Triloka.
Bahasa wayang disebut Semar / Ismaya / Wisnu.
Setelah loka pertama terkonek dengan indra, tugas Togog selesai.
Tugas kedua sebagai pemelihara / perawat / pelindung dijalankan oleh Semar / Wisnu.
Mohon maaf sebelumnya, Wisnu di sini bukanlah anak dari Betara Guru melainkan saudara tuanya.
Kacamata metafisik / rohani melihat Wisnu adalah Semar / Ismaya itu sendiri.
Alam sejarah terejawantah menjadi apa apa yang sedang terjadi.
Sama dengan Togog, Semar bertugas sebagai penghubung antara loka kedua dengan indra.
Semarlah yang bertugas memelihara antara panca indra dengan apa apa yang terdeteksinya.
Diharapkan apa yang terlihat, terdengar, tercium, terasa dan tersentuh bisa harmonis dengan penglihat, pendengar, pencium, perasa dan penyentuh.

Loka ketiga dari Triloka.
Alam pasca sejarah.
Jika apa apa yang terdeteksi panca indra memiliki batasan waktu / berat / energi dan sebagainya, kemana mereka setelah expired ?
Inilah alam loka ketiga.
Pohon menjadi tanah, air, oxigen, nitrogen dll.
Penghubung panca indra dengan apa apa hasil dari persentuhan, perciuman, perasaan, perdengaran dan penampakan, menjadi Tugas Manikmaya / Betara Guru / Syiwa.

Itulah tiga bagian yang mengelilingi Sang hyang Tunggal.
Kemanapun Tunggal berada, tiga bagian itu selalu ada bersamanya...
Hyang Tunggal adalah penguasa sejati jagad Triloka.
Sedangkan batara Guru hanya menguasai jagad ke tiga dari Triloka, jangan dicampur adukkan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar