Niat dan prasangka dipercaya memiliki kekuatan.
Semua makhluk punya tujuan untuk apa ia diciptakan.
Tujuan saling berkaitan antara makhluk satu dengan lain.
Tujuan ini yang tahu hanyalah sang Pencipta itu sendiri.
Tak terkecuali para pencipta alat alat dan seni.
Para seniman mencipta lagu, puisi, lukisan, patung dan lain lain.
Para tekhnokrat mencipta alat alat bertekhnologi canggih.
Dari para ilmuwan dan seniman lahirlah karya karya yang sekarang dipuja puja orang.
Siapa yang tak kenal uang ?
Siapa yang tak kenal emas ?
Siapa yang tak kenal smart phone ?
Siapa yang tak kenal komputer ?
Siapa yang tak kenal jabatan ?
Dari sekian banyak hasil karya manusia, tujuan atau niat utama si pembuat mungkin sudah berbeda dengan niat dan tujuan para pengguna di jaman now.
Seiring perubahan keadaan dan alam, para pengguna punya tujuan masing masing sesuai selera.
Adakah pengguna uang yang tahu tujuan pencipta/penemu uang ?
Para pengguna uang mungkin sekedar mengira ngira, tujuan pencipta uang, karena pencipta uang sekarang telah tiada.
Karena nilai tukar uang hanya imaginasi pikiran belaka, maka bagi yang tak memiliki pikiran (anak bayi, hewan, tumbuhan) tak bisa menggunakan uang seperti manusia.
Hal tak berbeda dengan benda benda lain seperti patung.
Karena imaginasi pikiran, banyak pengguna patung menyimpang dari tujuan dan niat patung itu dibuat oleh pembuatnya.
Pembuat patung Syiwa tentu tidak berniat membuat Syiwa.
Niat pembuat patung Syiwa misalnya ingin menyembah dan berbakti kepada dewa Syiwa.
Benarkah caranya demikian ?
Jawabnya bisa benar bisa salah.
Benarnya ada dalam niat pembuat.
Jika si pembuat berniat tulus dan murni ingin menyembah dan berbakti kepada Syiwa, maka benarlah itu.
Salahnya ada pada kelemahan si pembuat.
Jika si hati pembuat tidak terkonek dengan dewa Syiwa asli, maka patung Syiwa menjadi benda yang lebih rendah dimensinya daripada dimensi si pembuat patung.
Hal ini tentu seolah olah si pematung sedang merendahkan dewa Syiwa.
Lain halnya jika hati si pembuat patung terkoneksi baik dengan dewa Syiwa, patung yang dihasilkan akan diberkati dewa Syiwa asli, sehingga memiliki dimensi atau kekuatan magis sangat tinggi seperti dewa Syiwa.
Tapi...
Jika hati sudah memiliki koneksi dengan dewa Syiwa asli, ngapain juga membuat patungnya ?
Hal ini justru bisa menyesatkan umat.
Para umat yang belum memiliki koneksi hati dengan dewa Syiwa akan mudah tersesat imagenya.
Mereka akan menyembah patung secara berlebihan dan tak mengenali dewa Syiwa asli dikehidupan nyata.
Akibatnya patung dewa Syiwa lebih dipuja puja daripada dewa Syiwa asli.
Bukankah ini bahaya ?
Terserah pembaca mau melatih "hati" agar memiliki koneksi dengan Sesembahan atau menyembah "patung"nya, atau "tulisan" tentangnya, atau "gambar"nya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar