Minggu, 29 April 2018

Sapda Pandita Ratu

Cara kerja sebuah doa sampai kini belum banyak yang tahu.

Belajar dari kisah kisah di pewayangan tentang ucapan/sabda pendeta ratu,

mungkin memberi sedikit petunjuk tentang ketidak tahuan ini.

Setelah bersabda, seorang pendeta atau ratu akan disambut dengan petir

dari langit yang tiba tiba mendung.

Alam seakan menyaksikan dan kelak sabda ini pasti terlaksana.

Mengapa bisa terjadi?

Seorang pendeta yang gentur bertapa dan seorang raja sakti seolah

menjadi sahabat alam sehingga mau ikut bersaksi atas sabdanya.

Dijaman sekarang sangat sulit mencari tokoh spiritual yang doanya

diamini oleh petir dari langit.

Kalau dihubungkan dengan sebuah kata kata yang berbunyi,

"Tak akan datang kiamat selagi ada manusia yang menyebut AllAH ALLAH".

Dapat diambil kesimpulan bahwa,Alam terpelihara dan mengikuti seorang

manusia yang menyebut nama Tuhan.

Rasa rasanya ada kemiripan antara cerita wayang dengan salah satu keyakinan kita.

Kembali kepada cerita wayang.

Rahasia apakah yang dipakai seorang pendeta dalam berdoa/bersabda?

Para pendeta tak punya rahasia tentang hal ini.

Moto para pendeta hanya berbuat baik kepada sesama.

Selain itu juga rajin berolah "batin" bukan hanya berolah lahir semata.

Olah batin para pendeta bertujuan agar budi pekertinya semakin baik

dan semakin banyak menolong orang.

Sehingga ia sebenarnya "tidak tahu" bahwa ucapan/sabdanya menjadi ampuh.

Begawan Abiyasa sebelum menjadi pendeta bernama Kresna Dwipayana,ia berguru

kepada ayahnya sendiri yang bernama Begawan Parasara.

Hingga setelah tua ia juga punya kemampuan seperti ayahnya,banyak berbuat baik

kepada siapa saja dan selalu memayu hayuning bawana.

Karena akhlak manusia macam begawan Abiyasa inilah alam masih terpelihara dengan baik.

Tak heran bila petir,gempa,angin bahkan bintang bintang di langit sering

mengiringi ucapannya dan masih berjalan dalam posisi masing masing...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar