Kita mengenal punakawan sebagai abdi dari seorang tokoh pelaku karakter.
Punakawan yang dimaksud adalah Semar,Bagong,Gareng dan Petruk.
Semar meski berstatus punakawan tetapi dia penjelmaan seorang dewa yang maha sakti.
Menurut bahasa Jawa, Semar " Manungsa kang da tan samar mring sakliring rah".
Cocok dengan pengertian Ma'rifat dalam laku brata.
Sebagai ma'rifat tentulah dia hanya milik Tuhan, berbeda dengan ke tiga anaknya yang masih bisa digolongkan
ke dalam perbuatan yang masih bisa dilakukan manusia.
Bagong,bersifat lugu dan tak punya rasa was was,pertanda dari jiwa yang telah mengenal hakikat.
Bagong juga tercipta dari bayangan Semar sendiri.
Gareng wujud fisiknya sudah menandakan sesosok jiwa yang lagi menapak jalan menuju hakikat ( thariqat ).
Petruk yang berperangai lugas dan tegas pas dengan aturan main yang harus dijalankan ( syari'at ).
Seorang satria yang di ikuti oleh para punakawan inilah yang pada akhir cerita pagelaran wayang kulit
kelak menuai kemenangan dan kebahagiaan...
Punakawan yang dimaksud adalah Semar,Bagong,Gareng dan Petruk.
Semar meski berstatus punakawan tetapi dia penjelmaan seorang dewa yang maha sakti.
Menurut bahasa Jawa, Semar " Manungsa kang da tan samar mring sakliring rah".
Cocok dengan pengertian Ma'rifat dalam laku brata.
Sebagai ma'rifat tentulah dia hanya milik Tuhan, berbeda dengan ke tiga anaknya yang masih bisa digolongkan
ke dalam perbuatan yang masih bisa dilakukan manusia.
Bagong,bersifat lugu dan tak punya rasa was was,pertanda dari jiwa yang telah mengenal hakikat.
Bagong juga tercipta dari bayangan Semar sendiri.
Gareng wujud fisiknya sudah menandakan sesosok jiwa yang lagi menapak jalan menuju hakikat ( thariqat ).
Petruk yang berperangai lugas dan tegas pas dengan aturan main yang harus dijalankan ( syari'at ).
Seorang satria yang di ikuti oleh para punakawan inilah yang pada akhir cerita pagelaran wayang kulit
kelak menuai kemenangan dan kebahagiaan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar