Titik demi titik menyatu dalam dingin.
Hawa lembab berganti sejuk dan sunyi.
Setitik embun menempel di akar bunga anggrek.
Apalah arti bening di waktu malam gelap gulita tanpa cahaya.
Apalah daya setitik embun berhadapan dengan sang surya.
Jawaban yang sama di antara waktu berbeda.
Tak terlihat, tapi tetap memberi kehidupan dikala hujan mulai jarang menyapa.
Aturan alam tataplah aturan, ia tak dapat terlanggar oleh siapapun.
Aturan alam adalah hubungan langsung dari Yang Tak Terbatas sendiri.
Segala apapun terkenai dan tak bisa lepas darinya.
Jangan beri kesempatan pikiran merajalela dengan sok merasa bisa bikin aturan dan melanggar aturan.
Pikiran hanyalah bayangan maya yang akan hilang bersama jasad.
Sedangkan sesuatu yang tak tampak mata, tak tampak indra, tak tampak rasa, tak tampak nafsu maupun pikiran, tapi yang menghidupi raga ini,
akan selalu berada dalam aturan itu sampai kapanpun.
Manusia boleh merasa bangga bisa melanggar lampu merah dengan selamat di jalan raya, tapi sadarkah jika yang menghidupi raga selalu bersamanya.
Di dalam keadaan apapun selama raga masih hidup.
Setelah raga ditanam ke dalam tanah, ke mana perginya si pemberi hidup itu?
Apakah ia terbebas dari aturan?
Siapapun makhluknya, tentu akan tentram dan nyaman hidup di tengah alam yang bersahabat...
Hawa lembab berganti sejuk dan sunyi.
Setitik embun menempel di akar bunga anggrek.
Apalah arti bening di waktu malam gelap gulita tanpa cahaya.
Apalah daya setitik embun berhadapan dengan sang surya.
Jawaban yang sama di antara waktu berbeda.
Tak terlihat, tapi tetap memberi kehidupan dikala hujan mulai jarang menyapa.
Aturan alam tataplah aturan, ia tak dapat terlanggar oleh siapapun.
Aturan alam adalah hubungan langsung dari Yang Tak Terbatas sendiri.
Segala apapun terkenai dan tak bisa lepas darinya.
Jangan beri kesempatan pikiran merajalela dengan sok merasa bisa bikin aturan dan melanggar aturan.
Pikiran hanyalah bayangan maya yang akan hilang bersama jasad.
Sedangkan sesuatu yang tak tampak mata, tak tampak indra, tak tampak rasa, tak tampak nafsu maupun pikiran, tapi yang menghidupi raga ini,
akan selalu berada dalam aturan itu sampai kapanpun.
Manusia boleh merasa bangga bisa melanggar lampu merah dengan selamat di jalan raya, tapi sadarkah jika yang menghidupi raga selalu bersamanya.
Di dalam keadaan apapun selama raga masih hidup.
Setelah raga ditanam ke dalam tanah, ke mana perginya si pemberi hidup itu?
Apakah ia terbebas dari aturan?
Siapapun makhluknya, tentu akan tentram dan nyaman hidup di tengah alam yang bersahabat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar