Selasa, 09 Juni 2020

HASTA BRATA

Hasta = delapan, Brata = laku / jalan.
Hasta brata bertujuan agar manusia lebih mengenal alam sekitarnya.
Alam sekitarlah yang memberi kehidupan bagi penghuninya.
Saling membutuhkan dan saling ketergantungan satu sama lain tak bisa tercerai berai.
Bila ada satu penghuni alam sakit maka sesungguhnya sakitlah semuanya.
Hal ini harus benar benar disadari agar alam tidak rusak dan berakhir kiamat.
Bila mencari makan, janganlah mengotori udara.
Karena percuma bisa makan tapi tak bisa bernafas.
Bila membersihkan udara, janganlah mencemari air.
Karena percuma bisa bernafas tapi tak bisa minum.
Bila membutuhkan air, janganlah merusak sumbernya.
Karena percuma hari ini bisa minum tapi hari depan tidak.
Bila butuh makan janganlah merusak tanaman.
Karena percuma hari ini bisa makan tapi esok sumber makanan habis.
Itu sekedar beberapa contoh saling ketergantungan satu sama lain.
Delapan jalan itu adalah :
Laku Bantala
Bantala dalam bahasa Indonesia berarti bumi.
Manusia hidup dibumi.
Maka sudah seharusnya sadar bahwa bumi bagaikan ibu yang sedang mengandung bagi bayi dalam kandungan.
Bayi didalam perut tak akan pernah tahu bahwa apa apa yang diperbuatnya dan apa pengaruhnya bagi sang ibu.
Diberi tahupun percuma karena sang bayi tak mau tahu.
Jadi janganlah memberi tahu orang yang tak mau tahu.
Artinya jangan mengajari bayi dalam kandungan tapi jagalah ibunya agar tetap sehat.
Laku Langit
Yang dimaksud langit di hasta brata bukan lapisan udara / atmosfir, tapi angkasa di atas sana yang memberi naungan dan hujan.
Artinya seperti udara / air  yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Agar  pergerakan selalu ada.
Laku Surya
Surya atau matahari adalah pembuat gelap menjadi terang.
Laku Samudra
Samudra adalah penampung dari air sungai yang mengalir.
Kalau sungai tidak ditampung di samudra atau terhalang sesuatu, maka akan terjadi banjir.
Sebesar apapun sungai mengalir, samudra akan siap menampungnya.
Laku Candra
Candra adalah bulan.
Mulai dari bulan sabit, purnama, bulan baru, gerhana bulan atau bulan ndadari semua teratur rapi.
Laku Kartika
Dalam bahasa Indonesia disebut bintang.
Menjadi petunjuk arah dan musim.
Laku Maruta
Maruta adalah angin.
Sejuk dan memberi hidup.
Dasyat dan membinasakan.
Manusia tentu menyukai yang sejuk dan memberi hidup.
Laku Agni
Agni adalah api.
Untuk memasak dan memberi kehangatan.
Untuk merusak dan membakar.
Tergantung untuk apa ia digunakan maka dosis disesuaikan...






BANYUWANGI DITINJAU DARI METAFISIKA PEWAYANGAN

Dalu dalu suarane gemericike banyu.
Nggugah ati kang turu.
Suarane gending belambangan, lamat lamat ono ring kadohan...
Samar samar antara tidur dan tidak tidur.
Sang sukma mengembara ke masa lalu.
Masa dimana tanah jawa masih sepi penduduk.
Hutan belantara, hewan hewan buas masih berkeliaran.
Masa wuku julungwangi.
Hari kliwon.
Bulan sotya sinarawedi.
Sampailah sang sukma di bumi blambangan.
Sebelum diberi nama banyuwangi oleh raden Banterang, tempat tersebut adalah keraton dari kerajaan besar Medang Kamulan.
Raja paling viral bernama prabu Jawata Jengkar atau Dewata Cengkar.
Yang artinya dewa pindah.
Entah karena kesaktian Jawata Jengkar yang setingkat dewa atau karena budi pekerti yang kurang baik sehingga 
ditinggalkan para dewa.

Senin, 08 Juni 2020

AJI CANDRA BIRAWA

MANTRA :Aji candra birawa merupakan kerja sukma dibantu sukma.
Ajian ini tanpa mantra, cukup mengheningkan cipta mepeki babahan hawa sanga, mapet panca driya catur, sinigeg sajoga sinidikara.
LAKU :
Syahdan Sukasrana melalang buana mencari kakak tercintanya Sumantri yang sedang ngenger ikut Arjuna Sasrabahu di Maespati / Maospati.
Berhari hari berjalan tanpa kenal lelah,
sampai akhirnya sampailah pada suatu tempat aneh seperti rawa rawa dengan tanah bagai disinari sinar bulan, langit remang remang, seperti air tapi bukan air, seperti pepohonan  tapi bukan pohon, berwarna hitam.
Tiada sinar matahari, tiada angin bertiup, tiada denyut kehidupan ragawi, tiada hujan, tiada mendung.
Yang ada cuma hening sepi seperti sonyaruri.
Tempat itu bernama setralaya.
Konon siapa saja yang lewat tempat itu baik jalma manusia ataupun hewan akan pralaya seketika.
Pada jaman dahulu saat para dewa dan raksasa bertempur memperebutkan tirta amerta, tempat ini dijadikan pembuangan bangkai bangkai raksasa yang telah mati.
Makanya sekarang tempat ini wingit kepati pati.
Setelah berjalan beberapa lama, tiba tiba yang berwarna hitam seperti air dan pohon bergerak mendekat, bersujud dan memanggil manggil bapa kepada Sukasrana.
"Mengapa kalian memanggilku bapa ?".
"Bapaklah yang kami tunggu selama ini, menurut Hyang Pramesti Guru, akan datang seorang satria yang kuat menginjakkan kaki ditempat ini. Satria inilah yang kelak dapat membebaskan kami dari mati penasaran menuju swargaloka. Satria titisan Betara Dharma dewa kebaikan / keadilan.

Minggu, 07 Juni 2020

AJI NARANTAKA

Ajian ini juga dimiliki oleh resi Gotama dan keturunannya.
Hanya saja tidak diajarkan kepada sembarang orang.
Aji narantaka dipopulerkan oleh Gatotkaca dalam medan perang baratayuda di kuru setra.
Saat bala tentara pandawa porak poranda diterjang amukan raden Dursala dengan aji gineng soka weda,
Gatotkaca berusaha meredam ajian gineng sokaweda.
Gatotkaca kalah dan tak berdaya terkena ajian Dursala.
Anoman yang mengetahui hal tersebut segera menolongnya.
Dibawanya tubuh Gatotkaca ke angkasa.
Di atas awan putih bernama megantara Gatotkaca yang tak sadarkan diri diobati dengan minyak rekamaya.
Setelah sadar Gatotkaca diberi ilmu berupa ajian narantaka untuk melawan aji gineng sokaweda.
Keampuhan aji narantaka yaitu apa yang terkena pukulan atau tendangan akan hancur berkeping keping.
Ajian ini terlalu sulit dipelajari karena lakunya harus duduk diatas awan.
Kita ketahui Anoman dan resi Gotama bisa menguasai ajian ini karena bisa terbang.
Selain Gatotkaca ajian ini juga dikuasai oleh anak anak Gatotkaca diantaranya raden Sasi Kirana Megantara ( dengan Pergiwa ), raden
Suryakaca ( dengan dewi Suryawati ) dan raden Jaya Sumpena ( dengan dewi Sempani ).
Ketiga anak Gatotkaca yang bersahabat dengan awan megantara hanya Sasi Kirana.
Nama megantara diambil sebagai namanya.
Narantaka berasal dari kata nara antaka yang berarti jalan kematian.
Ajian ini tanpa mantra, membuat laku untuk mendapat ajian ini cukup sulit.
Duduk diatas awan sambil copy paste ilmu dari penguasa aji sebelumnya.
Mungkin bagi yang tak menguasai aji mabur, untuk mendapat ajian ini harus bertapa diatas gunung tinggi yang berselimut awan.
Bertapa sambil memanggil dengan hikmat sukma tokoh tokoh sakti pemilik ajian ini 
( Gotama, Anoman, Gatotkaca dan para pemilik lainnya ).
Siapa tahu cara ini berhasil...





AJI GINENG SOKA WEDA

Aji gineng soka wedha merupakan salah satu aji keluarga resi Gotama dari pertapaan Bandar Bandarata.
Menurut arti kata, gineng dari kata giri meneng yang artinya gunung diam.
Soka = prihatin, wedha = ilmu atau aturan.
Kira kira bermakna diamnya gunung sedang prihatin menuntut ilmu.
Saat resi Gotama menggunakan aji gineng soka weda maka berat tubuhnya menjadi seberat gunung, kerasnya sekeras gunung.
Bila bergerak dan menimpa musuh, musuhnya akan lumat dan binasa.
Aji ini diwariskan pula kepada Anjani, Gowarsa dan Gowarsi.
Setelah kisah cupu manik astagina.
Gowarsa menjadi Sugriwa, Gowarsi menjadi Subali.
Dari Anjani diwariskan kepada Anoman.
Dari Subali diwariskan kepada Rahwana dan Jaya Anggada.
Dari Rahwana ajian ini diberikan kepada siapa saja yang mau tunduk padanya.
Banyak kesatria tunduk dan berguru pada Rahwana.
Tak heran banyak satria menguasai ajian ini walau berwatak durangkara.
Dursala ( putra Dursasana dengan Sartini ) berniat menuntut ilmu agar nanti meraih kemenangan saat perang baratayuda.
Bertapalah ia digrojogan sewu lereng gunung lawu.
Pada hari ketigapuluh sembilan dalam pertapaannya, datanglah roh Rahwana memberikan ajian gineng soka weda.
Mantra : "Sun matak ajiku gineng soka weda, ingsun manjing sak jeroning gunung lawu. 
Gunung lumebet aneng angganingsun.
Gunung lawu lan ingsun tanpa beda.
Ingsun obah sira obah ingsun meneng sira meneng.
Datan ginggang yen durung isun bali menyang garbaningsun".
Pantangan : Tak boleh digunakan saat datangnya wuku.
Tak boleh bicara saat aji digunakan.
Pada hari keempat puluh ia sudah perbolehkan mengakhiri tapanya oleh roh Rahwana.
Dursala jarang atau hampir tak pernah menggunakan ajian ini.
Ia bertekad bikin surprise dalam perang besar baratayuda...

Gambar diambil dari google