MANTRA :
Niat ingsun matak aji seipih angin.
Angin dadi ingsun, ingsun dadi angin.
Batara Bayu dewaningsun.
Malaikat guruningsun.
Gusti kang akarya angin pepujaningsun.
Datan ana rupa liyane rupa angin.
Datan ana akarya liyane akaryane angin.
Wiwit ngadhape bumi nganti ndhuwur langit kang ana ya mung angin.
LAKU :
Aji seipih angin menjadi hak paten Batara Bayu dari kahyangan Panglawung.
Putra Batara Guru dengan Dewi Umayi.
Aji seipih angin adalah kemampuan mengendalikan angin dan bertindak dengan angin.
Olah pernafasan, olah kincir angin, olah layar angin, olah mesin angin ( kompresor ) hingga olah kanuragan.
Olah kanuragan macam paralayang, terjun payung dan lain lain hingga jaya kawijayan.
Dewa Bayu mengajarkan ajian ini kepada keturunan dan murid muridnya.
Murid dewa Bayu dikenal dengan sebutan dulur tunggal Bayu.
Diantaranya : Gunung Maenaka ( Bayu Langgeng ), Jajakwreka ( Bayu Anras ), Gajah Situbanda ( Bayu Kanetra ),
Anoman ( Bayu Kinara ), Werkudara ( Bayu Mangkurat ), Garuda Mahambira, Naga Kowara, Macan Palguna.
Kelima murid dewa Bayu juga punya anak dan murid yang diajarkan aji seipih angin turun temurun hingga kini.
Anoman sebagai bayu kinara memiliki kemampuan membuat tubuh lebih ringan dari angin, ia bisa terbang.
Gunung Maenaka sebagai bayu langgeng memiliki kemampuan membuat angin bertahan lama semacam membuat oksigen.
Jajakwreka sebagai bayu anras memiliki kemampuan meneruskan seperti membawa awan, semilir.
Gajah Situbanda sebagai bayu kanetra memiliki kemampuan memperlihatkan / memperdengarkan sesuatu seperti bunyi bunyian.
Werkudara sebagai bayu mangkurat memiliki kemampuan kekuatan angin seperti memghempaskan, kecepatan angin.
Garuda Mahambira terbang karena kepakan sayap mengolah angin.
Naga Kowara menghembuskan angin panas dan nafas berbisa.
Macan Palguna mencium aroma dan mendengar suara yang terbawa angin dengan handal.
Tinggal pilih laku mana yang pas untuk kita jalankan dengan baik...