Batara Guru, putra bungsu Hyang Tunggal dengan Dewi Rekatawati / Ikawati.
Bertugas mengemong bangsa dewa. Sebagai putra bungsu ia bertempat pada akhir tujuan. Tinggal di kahyangan Jonggring Saloka.
Kahyangan di puncak Semeru. Tinggal bersama Dewi Parwati ( Uma ).
Sudah menjadi aturan Dewa, bahwa pemimpin adalah yang tersakti di bidangnya.
Sebagai Manikmaya ia beristri Uma seorang, Parwati, Umayi dan Durga adalah jelmaan atau wujud lain dari Uma, sama halnya dengan Tejamaya dan Ismaya bisa berganti wujud dan nama.
Bertempat di kahyangan Suryalaya, sebuah kahyangan yang memancarkan cahaya warna warni. Perjalanan batin yang ditempuh seseorang, sehabis melewati Tejamaya dan Ismaya, harus pula sampai pada Manikmaya, agar tujuan perjalanan batin lengkap menjelajahi alam Trimurti.
Wisnu dalam pewayangan yang kita kenal sekarang berbeda dengan Wisnu Trimurti sebagai Dewa pemelihara alam semesta. Wisnu Trimurti ( Narayan ) adalah Ismaya, sedangkan titisannya yang turun ke bumi adalah Semar. Brahma Trimurti yang turun ke bumi adalah Togog, sedangkan yang di kahyangan adalah Tejamaya. Syiwa / Mahadewa Trimurti menjadi Batara Guru di Jonggring Saloka dan yang di Suryalaya adalah Manikmaya. Togog, Semar dan Betara Guru mempunyai istri dan anak, tetapi Tejamaya, Ismaya dan Manikmaya beristri dan beranak tak seperti manusia. Mereka digambarkan sebagai masa muda dari ketiganya sebagai petunjuk agar yang berubah adalah mereka yang mengikuti perputaran, sedangkan yang tetap adalah mereka yang tak ikut perputaran...
Bertugas mengemong bangsa dewa. Sebagai putra bungsu ia bertempat pada akhir tujuan. Tinggal di kahyangan Jonggring Saloka.
Kahyangan di puncak Semeru. Tinggal bersama Dewi Parwati ( Uma ).
Sudah menjadi aturan Dewa, bahwa pemimpin adalah yang tersakti di bidangnya.
Sebagai Manikmaya ia beristri Uma seorang, Parwati, Umayi dan Durga adalah jelmaan atau wujud lain dari Uma, sama halnya dengan Tejamaya dan Ismaya bisa berganti wujud dan nama.
Bertempat di kahyangan Suryalaya, sebuah kahyangan yang memancarkan cahaya warna warni. Perjalanan batin yang ditempuh seseorang, sehabis melewati Tejamaya dan Ismaya, harus pula sampai pada Manikmaya, agar tujuan perjalanan batin lengkap menjelajahi alam Trimurti.
Wisnu dalam pewayangan yang kita kenal sekarang berbeda dengan Wisnu Trimurti sebagai Dewa pemelihara alam semesta. Wisnu Trimurti ( Narayan ) adalah Ismaya, sedangkan titisannya yang turun ke bumi adalah Semar. Brahma Trimurti yang turun ke bumi adalah Togog, sedangkan yang di kahyangan adalah Tejamaya. Syiwa / Mahadewa Trimurti menjadi Batara Guru di Jonggring Saloka dan yang di Suryalaya adalah Manikmaya. Togog, Semar dan Betara Guru mempunyai istri dan anak, tetapi Tejamaya, Ismaya dan Manikmaya beristri dan beranak tak seperti manusia. Mereka digambarkan sebagai masa muda dari ketiganya sebagai petunjuk agar yang berubah adalah mereka yang mengikuti perputaran, sedangkan yang tetap adalah mereka yang tak ikut perputaran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar