Senin, 30 April 2018

Karna Tanding

Pada saat saat Harjuna terduduk lunglai dikursi kereta.
Ia terjebak dialam pikirannya sendiri.
Terkurung dan tak bisa keluar, sehingga pikirannya terus memperdaya
hatinya.
Sesuatu dipikirannya mengatakan," Perang ini tak ada gunanya,lihatlah !
Yang kau lawan dan kau bunuh adalah saudara dan pepundenmu sendiri !
Berhentilah berperang, serahkan saja kekuasaan pada saudaramu,
kau akan mulia karena telah mengalah dan membuat saudaramu bahagia !".
Pikirannya terus berontak dan bekerja keras.
Sementara hatinya terbelenggu dan bersembunyi entah dimana.

Sri Kresna segera tanggap akan hal ini, hatinya melesat menemui hati Harjuna.
"Saudaraku,bangun dan berdirilah !,kalau kau anggap perang ini hanya terjadi
didalam dada setiap manusia,maka Sakuni adalah akal liciknya,Duryudana adalah
akal serakahnya,Drona adalah akal kepandainnya,Bisma adalah akal soknya,Karna
adalah akal keinginannya,Salya adalah akal budinya dan kamu adalah akal pemilik
semua itu,lalu siapakah Aku ?

Harjuna tersadar dan kembali memegang busurnya.
Busur terarah dengan tepat menigas leher adipati Karna.

Sirna margalayu sang adipati Karna.
Peperangan berhenti untuk sementara waktu.

Harjuna dan Sri Kresna terus berjalan seiring sejalan bagai jiwa dan raga...


Kelahiran Rohani

Ketika jasmani lahir...
Benarkah roh juga lahir...?
Semua orang boleh menjawab, tetapi kebenarannya masih dipertanyakan.
Sebagai gambaran bolehlah melihat kembali kelahiran para putra Alengka.
Mengapa putra pertama adalah Rahwana ?
Bertabiat pemarah, sakti dan sewenang wenang...
Lalu putra kedua yang bernama Kumbakarna.
Seorang kesatria yang gemar makan.
Berbadan besar dan juga sakti.
Kemudian putra ketiga bernama Sarpakenaka.
Bergender wanita.
Sakti dan mempunyai banyak muslihat licik.
Sedangkan yang bungsu bernama Wibisana.
Berbudi pekerti luhur.
Selalu berdiri di atas jalan yang diridhai Tuhan Semesta.
Sakti dan rendah hati.
Mudah mudahan sekelumit cerita di atas
dapat memberi gambaran tentang kelahiran dari rohani yang
bersemayam dalam diri...

                                                                                          

Minggu, 29 April 2018

Pasedan Jati


Pasedan jati ( persinggahan terakhir) dari perjalanan panjang sesosok rohani.
Selama masih menyatu dengan jasmani atau sebut saja dengan petruk,
awal dari perjalanannya akan memperoleh "laku"/cara atau sebut saja dengan gareng
dari seorang Semar.
Di dalam melaksanakan kewajibannya Semar menggandeng gareng dengan sosok bayangan
dirinya yang di namai bagong.

Sudah jelas bahwa hubungan Petruk,Gareng,Bagong dan Semar merupakan petunjuk
yang sangat jelas bagi manusia pendamba bahwa kehidupan ini tak hanya melulu
menuntun jasmani kearah perbuatan baik,tapi rohani/nyawa juga perlu pendidikan
yang benar agar ia cukup bekal untuk memenuhi kewajiban hidupnya.

Cerita klasik,Sun Go Kong,Khrisna,Rama,Budha,Yesus Dll merupakan sebagian contoh
dari kemampuan rohani bukan kemampuan jasmani yang nyata nyata jasmani mereka
sekarang telah tiada.

Yesus putra Maria jelas berbeda dengan Yesus kekasih Tuhan...
Khrisna putra Basudewa jelas berbeda dengan Khrisna titisan Whisnu...

Semoga kita yang putra dari ayah kita juga berbeda dengan kita sebagai umat
beragama...
Sehingga persinggahan terakhir kita adalah tempat yang benar menurut Tuhan,
bukan menurut khayalan kita sendiri... Amin...

Kembali Ke Asal

Semua akan kembali ke asal.
Yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah.
Yang berasal dari air akan kembali ke air.
Yang berasal dari api akan kembali ke api.
Yang berasal dari cahaya akan kembali ke cahaya.
Yang berasal dari Tuhan akan kembali ke Tuhan.

Kemana roh manusia akan kembali ?
Benarkah semua akan kembali ke Tuhan ?
Jawabannya kita kembalikan ke pernyataan di atas.

Di dalam kepercayaan Jawa ada istilah sedulur papat lima pancer.
( empat saudara lima muara ).
Artinya di dalam nyawa manusia ada empat saudara yang hidup secara bersama
sama,dan hanya satu muara yang menuju hadiratNya.
Satu muara itulah yang menuju samudra luas,melalui berbagai gelombang
menundukkan naga,bertemu Dewa Ruci dan akhirnya tenggelam ke dalam gua
garbanya sendiri yang berhiaskan cahaya warna warni...


Jagad Gumulung Dan Jagad Gumelar

Jagad raya adalah alam semesta yang fana.

Jagad pribadi adalah alam luas tak bertepian didalam kehidupan
batin seseorang.
Seorang pertapa akan suka bertapa dan mengarungi alam batinnya sendiri.
Sementara seorang astronot akan suka menjelajah antariksa.

Keahlianya mengemudikan pesawat antariksa tak jauh berbeda dengan
keahlian sang pertapa/resi dalam mengendalikan diri di dalam
setiap persinggahan yang ada.

Persinggahan ini akan menawarkan hal hal yang menggoda sang resi
ketika mengarungi jagad pribadinya menuju tujuan pengembaraannya.

Karena banyak godaan inilah sang resi dalam pengembaraannya harus di
tuntun sang Guru.
Seperti Bima yang harus dituntun Dewa Ruci di dalam mengarungi samudra
gua garba.
Sehingga tak salah jalan dan sampai ke tujuan...