Kamis, 26 April 2018

Kresna Gugah

Malam semakin larut.
Langit mendung,angin dingin sepoi sepoi menusuk kulit.
Sayup sayup terdengar gamelan lokananta pagelaran wayang kulit.

Semakin malam semakin jelas terdengar.
Sri Kresna lagi bertapa.
Di seantero marcapada tersiar kabar siapapun yang dapat membangunkan
Sri Kresna,kelak dalam peperangan Barata Yuda akan menuai kemenangan.

Duryudana tampil duluan dengan segala daya upaya ia berusaha
membangukan Sri Kresna.
Tetapi tidak berhasil,semua pendukungnya termasuk Prabu Baladewa tak
ketinggalan berusaha membangunkan Sri Kresna,tapi hasil tetap nihil.

Setelah semua mundur datanglah Arjuna.
Ia ingin bertemu Sri Kresna bukan karena ingin menang perang,
tapi lebih karena kangen dan lama tak bertemu.
Dengan hikmat ia duduk tepekur mengheningkan cipta.
Sukmanya segera melanglang buana mencari dan menyebut nyebut nama
Sri Kresna.
Getaran rindu dan cintanya akhirnya membuahkan hasil dengan berjumpa
sukma Sri Kresna di alam kadewatan.
Setelah saling melepas rindu akhirnya sukma keduanya kembali ke
dalam raga seperti semula.
Sri Kresna terbangun dan pura pura terkejut karena sudah dikelilingi
banyak orang.
Ia segera menyalami satu persatu.
Sampai kepada Duryudana ia berhenti sejenak dan menanyakan maksud dan tujuan
Duryudana menemuinya.

"Adiku Duryudana,sekarang aku sudah terbangun dan aku mengajukan penawaran,
kalau adik disuruh memilih,pilih manakah antara raja seribu negara lengkap wadya bala dengan
seorang Kresna yang tanpa senjata apapun?".
Tanpa pikir panjang lagi Duryudana segera memilih raja seribu negara lengkap dengan wadya bala.
Sri Kresna bertanya kepada Arjuna,"Adiku Permadi pilih mana?".
Arjuna memeluk kaki Sri Kresna dengan menitikkan Airmata ia berucap,"Kakanda,kenapakah kanda bertanya
demikian,apalah arti raja seribu negara bila tanpa kakanda!".
Sri Kresnapun akhirnya memeluk Arjuna.

Duryudana tetap dengan pilihannya,ia puas bersama dengan raja seribu negara.
Sedang Arjuna tak mau kehilangan Sri Kresna, menang atau kalah dalam perang.
Ia lebih mementingkan persaudaraan dari pada kemenangan dalam perang.
Dan ternyata pilihannya membawa hasil,rasa persaudaraan dan cinta kasih
justru kunci sebuah kemenangan...

Wayang Dikehidupan Nyata

Melihat wayang kulit...
Mungkin hanya salah satu contoh gambaran dari beraneka ragam corak yang ada...
Kehidupan nyata yang terhampar di depan mata...
Penuh dengan gambaran...
Gambaran yang terpilih...
Otomatis akan terpasang sebagai pengaturan dasar...
Dari program yang sedang berjalan...
Andai gambaran yang terpilih adalah seseorang yang suka menolong...
Mungkin akan banyak sahabat yang merasa beruntung karena...
Punya sahabat yang suka menolong...
Andai gambaran yang terpilih adalah keindahan alam yang asri...
Mungkin alam akan banyak memberi manfaat dan juga rahmat...
Dan pilihan adalah kewajiban dan hak dari masing masing pemimpin pribadi...

Misteri Dalang

Dalang adalah seorang yang memainkan wayang...
Dalang yang baik tentu mengedepankan satria utama
menang dalam kebaikan...

Dalang bukanlah Tuhan...
Dalang adalah simbol dari diri yang sedang mengambil peran
dalam sebuah perbuatan...
Sedangkan wayang adalah nafsu nafsu dan sifat sifat dari diri
tersebut yang berkecamuk dalam dadanya...

Otomatis pilihan ada di tangan dalang itu sendiri...
Bila seorang dalang mengambil Duryudana sebagai pilihan...
Maka sebaik baik apapun yang ada didepan mata...
Akan diterjemahkan menjadi angkara dan durjana...
Bila seorang mengambil Yudistira sebagai pilihan...
Maka semua yang ada didepan mata...
Menjadi petunjuk untuk berlaku baik...

So...
Bagaimana cara diri menyikapi apa yang ada...
Itulah gambaran diri yang sebenarnya...

Rabu, 25 April 2018

Pranata Mangsa

Didalam masyarakat pedesaan tanah jawa para petani mengenal kalender musim
sejak jaman dahulu kala.
Karena berdasar atas peredaran bintang, maka kalender musim ini memiliki
jumlah hari yang sama dengan penanggalan masehi.
Dalam setiap tahun ada 12 bulan musim, setiap bulan musim memiliki jumlah
hari 23 hingga 43 hari.

Dimulai bulan pertama :

KASA - Sotya Murca Saking Embanan/Mutiara hilang dari dukungan(gendongan).
Musim tanam palawija disawah.
Siang hari panas,malam dingin.
Angin timur laut menuju barat daya,
daun daun berguguran.
Serangga mulai bertelur.
23 Juni - 2 Agustus

Betara Candra


 



Temaram dan samar.
Tak terlalu terang juga tak terlalu gelap.
Pemantul dari cahaya yang singgah.
Seolah tiada arti dikala sang surya mengejawantah.
Tetapi membawa perasaan malam menjadi berwibawa
dikala sudah manjer kawuryan.
Awal sama dengan akhir.
Bersama peraturan yang baku.
Akan selalu begitu bagi yang tak berubah.
Karena yang berubah tidak akan menjadi kekal.
Dan aturan yang kekal juga akan kembali kepada yang kekal.
Yang berubah akan hilang tiada arti...
Betara atau batara Candra adalah dewa yang mengatur bulan.
Putra dewa Ismaya dengan Kanastren.