Rabu, 05 Agustus 2020

BABAD EKALOKA

Ekaloka artinya satu alam.
Sanghyang Adam dewa pertama hingga menurunkan tujuh dewa sampai dewa Tunggal alamnya disebut ekaloka. 
Ekaloka kahyangan dewa Adam dan dewi Hawa bernama Bumiloka.
Dewa Adam membagi diri menjadi dua bagian.
Bagian pertama tetap bernama Hyang Adam.
Bagian kedua bernama dewi Hawa.
Karena dewa Adam dan dewi Hawa sebenarnya satu, maka alamnya disebut ekaloka.
Andai diibaratkan dewa Adam adalah kekuatan mengatur yang sangat dasyat hampir hampir tak terukur.
Mungkin dewi Hawa adalah apa yang diatur oleh kekuatan dasyat yang tak terukur itu.
Apa yang diatur terlahir karena adanya pengatur.
Jika pengatur ada maka yang diatur juga ada.
Jika yang diatur tiada maka pengaturpun tiada.
Pemahaman ini mungkin menjadi pemahaman tersulit sebelum kesadaran benar benar menghilang.
Sehingga alam ini menjadi batas dari apa apa yang ada ke alam ketiadaan.
Atau hari penghabisan.
Hari tertinggi bagi perjalanan rohani sebelum hilang ditelan ketidak terbatasan.
Yaitu hari penghabisan.

Minggu, 02 Agustus 2020

BABAD TRILOKA

Triloka adalah alam bagi dewa Trimurti.
Alam Teja, alam Is dan alam Manik.
Sebelum triloka alam disebut ekaloka atau alam tunggal atau ondar andir bawana.
Ekaloka adalah satu alam.
Belum mengenal apapun selain satu.
Satu wujud besar alam yang hanya dimengerti oleh satu titik fokus yaitu sanghyang Tunggal.
Bagi manusia yang terlanjur melihat kemajemukan, untuk melihat ekaloka harus menutup seluruh panca indra. 
Sehingga akan terasa bahwa yang ada hanyalah angin keluar masuk tubuh.
Itulah yang disebut ondar andir bawana.
Tiada lain yang dilakukan tubuh selain hanya membiarkan angin keluar masuk.
Demikian gambaran cara sederhana bagi tubuh untuk mengenal ekaloka.
Alam yang satu itu titik pusatnya ada pada titik keluar masuk.
Titik keluar masuk sama dengan titik singgung yang datang dan pergi.
Masuknya yang datang meninggalkan oleh oleh bagi titik temunya.
Oleh oleh berupa apa saja yang tertinggal dititik.
Sedangkan kepergianya membawa gantinya oleh oleh.
Oleh oleh gambaran dari dewa Tunggal dan gantinya oleh oleh sebagai gambaran dewi Ikawati istri dewa Tunggal.
Dewa Tunggal dan dewi Ikawati adalah satu. Tanpa ada dewa Tunggal dan istrinya maka tak akan ada yang namanya pergerakkan.

Sabtu, 01 Agustus 2020

BABAD UNTARA SEGARA

Sang Hyang Ismaya sebagai dewa kedua Trimurti dalam melaksanakan tugasnya pernah menitis menjadi putra dari Sang Hyang Manikmaya ( dewa ketiga Trimurti ) dan dewi Umayi ( Parwati ) yang bernama batara Wisnu.
Inilah kelebihan dewa, ia bisa menitis ke siapa saja dan apa saja sekaligus ia juga memegang pemerintahan di kahyangannya ( bidangnya ).
Sambil menitis jadi batara Wisnu putra dewa Manikmaya, ia juga memimpin kahyangan Jamur Dwipa.
Wisnu kecil sudah menampakkan kesaktiannya.
Sebagai titisan Ismaya dan putra Manikmaya, ia memiliki kesaktian dari keduanya.
Keempat kakaknya sudah bertugas dikahyangan masing masing.
Dewa Manikmaya sebagai orang tua sudah memiliki pandangan dibidang mana kelak putra kelimanya ini berkahyangan.
Yang merasa berat adalah ia titisan dari saudara tuanya.
Iapun tak berani sembarangan memberi kahyangan pada Wisnu.
Sebenarnya putra sulung dewa Manikmaya adalah batara Cakra dan Wisnu adalah putra ke enam secara urutan.