Niat ingsun matak aji brajadenta.
Dumunung ing asta tengen.
Ora bener ora luput.
Tanpa tandang gawe tanpa pamrih.
Kejaba tandange sang aji...
LAKU :
Mijil saking kalbu nira Kala Tremboko.
Manjing goa garba sang dewi Hadimba.
Arimba liwat, Arimbi liwat, mandheg laku jlantrane aji brajadenta...
Saat Gatotkaca memegang tampuk pemerintahan di Pringgondani.
Braja Wikalpa ( Prabakesa ) menjabat patih luar sekaligus manggala yuda kerajaan.
Patih dalam dijabat oleh Kala Bendana.
Brajadenta, Brajamusti, Brajalamatan masing masing menjabat raja bawahan di Tunggulrana, Suryapringga dan Gowalangse.
Namun ketiga paman Gatotkaca ini tak puas sebagai raja bawahan keponakannya.
Atas usul Brajamusti, ketiganya merencanakan pemberontakan kepada Gatotkaca.
Kekuatan disusun di Suryapringga.
Mengandalkan bantuan Hastinapura dan Trajutrisna, menyerbulah wadyabala gabungan ke Pringgondani.
Awalnya Gatotkaca yang dibantu saudara saudaranya ( Antareja, Antasena, Wisanggeni, Abimanyu ) tak mau melawan para paman.
Namun atas desakan ibunya ( Arimbi ) dan paman Prabakesa serta Kalabendana, Gatotkaca pun melawan.
Dengan ilmu warisan dari ibunya, Gatotkaca berhasil mengalahkan ketiga pamannya.
Akibat kekalahannya para paman menyerahkan negara Pringgondani dengan ikhlas kepada Gatotkaca.
Bahkan ketiganya menjadi satu ketubuh Gatotkaca sebagai aji jaya kawijayan.
Brajadenta manjing ke telapak kanan sebagai aji Brajadenta.
Kekuatannya sanggup melipat gandakan tenaga tangan kanan dan menjadi sekeras baja.
Brajamusti manjing ke telapak kiri sebagai aji Brajamusti.
Kekuatannya sanggup melipat gandakan tenaga dan keras serta berbisa melemahkan tenaga musuh.
Brajalamatan manjing ke mata menjadi penglihatan yang tak bisa dilihat mata biasa...
Demikian cerita aji brajadenta dan brajamusti yang terkenal di tanah jawa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar